Kembali Wangi di Depan Gawang, Romelu Lukaku Incar Trofi Liga Champions Bersama Inter Milan

Kembalinya Romelu Lukaku ke performa terbaiknya telah memberikan Inter Milan senjata tambahan menjelang pertandingan Liga Champions melawan AC Milan.

Nerazzurri akan menghadapi Milan dalam laga leg kedua babak semifinal Liga Champions 2022/23. Rencananya, duel panas kedua tim bakal dihelat di Giuseppe Meazza, Rabu (17/05/2023) dini hari WIB.

Menepi hampir sepanjang musim karena cedera dan dengan reputasi yang rusak setelah Piala Dunia, Lukaku perlahan-lahan kembali ke performa terbaiknya.

Striker asal Belgia ini telah mencetak lima gol dan memberikan tiga asisst dalam enam pertandingan terakhirnya, dan dua golnya dalam kemenangan 4-2 atas Sassuolo pada hari Sabtu menunjukkan kepercayaan dirinya yang baru.

Serahkan ke Simone Inzaghi

Seorang penyerang dengan performa seperti ini mungkin akan menjadi starter dalam laga penting melawan Milan. Di mana, Inter akan mempertahankan keunggulan 2-0 di leg pertama.

Nerazzurri sedang dalam upaya mencapai final Liga Champions pertama mereka sejak terakhir kali mereka memenangkannya di bawah asuhan Jose Mourinho 13 tahun yang lalu.

“Tentu saja setiap pemain ingin menjadi starter, namun pelatih harus menentukan pilihannya untuk tim,” ujar Lukaku.

Beri Segalanya

Namun, pelatih Simone Inzaghi, lebih suka memainkan penyerang gaek yakni Edin Dzeko yang akan menjadi tandem Lautaro Martinez di lini depan untuk laga kedua dari dua derbi besar melawan Milan, dengan Lukaku selalu menjadi pemain pengganti.

“Seperti yang selalu saya katakan, yang terpenting adalah Inter dan itulah mengapa saya memberikan segalanya untuk tim,” tegasnya.

CEO Inter, Beppe Marotta, mengatakan pada hari Sabtu bahwa ada peluang bagi pemain pinjaman Lukaku untuk bertahan di Inter musim depan, namun dengan klub pemiliknya, Chelsea yang belum mengumumkan manajer baru, masa depannya masih belum pasti.

Adu Gengsi

Nerazzurri telah memenangkan tujuh pertandingan secara beruntun, mencetak 20 gol dalam prosesnya dan bermain dengan kepercayaan diri yang kurang di sebagian besar musim liga yang ganjil di mana mereka telah kalah 11 kali, lebih banyak dari tim lain di Serie A di Eropa.

Sedangkan, Milan, datang ke pertandingan nanti dalam keadaan berantakan setelah kekalahan memalukan di kandang Spezia yang berakhir dengan tim dan pelatih Stefano Pioli berdiskusi dengan pendukung tandang mereka.