FIFA membuat keputusan mengejutkan baru-baru ini. Induk sepak bola Dunia itu memutuskan untuk membatalkan undian Piala Dunia U-20 yang sedianya akan digelar di Bali pada akhir bulan ini.
Keputusan FIFA membatalkan penyelenggaraan pengundian Piala Dunia U-20 disampaikan kepada pihak LOC (Panitia Lokal) pada Sabtu (25/3) pagi. Sejauh ini FIFA belum menyampaikan alasan pembatalan. Meski demikian agenda lain terkait penyelenggaraan turnamen seperti inspeksi stadion tetap berjalan seperti biasa.
FIFA akan melanjutkan proses penilaian terhadap kesiapan venue. Ketua LOC, Erick Thohir, belum bersikap karena masih menunggu kabar lanjutan dari FIFA.
Pembatalan Drawing Piala Dunia U-20 ini cukup meresahkan Akmal Marhali. Pengamat sepak bola Indonesia itu menilai ini masalah yang serius dan harus segera disikapi oleh Pemerintah Indonesia.
“Pembatalan penyelenggaraan drawing bukan masalah sederhana. FIFA melihat ada permasalahan besar di Indonesia, sehingga mereka membatalkan kegiatan penting menyangkut Piala Dunia U-20. Pemerintah harus serius menyikapinya,” ungkap Akmal Marhali, koordinator Save Our Soccer pada Sabtu (25/3) sore.
Tunjukkan Sikap
Lebih lanjut, Akmal menyebut bahwa pembatalan drawing ini merupakan reaksi FIFA atas isu pemboikotan Piala Dunia U-20 karena keikutsertaan Israel sebagai salah satu peserta turnamen ini.
Ia berharap Pemerintah bisa mengambil langkah strategis agar isu ini tidak melebar terlalu jauh sehingga berpotensi membuat Piala Dunia U-20 batal digelar di Indonesia.
“Pemerintah harus tegas, menunjukkan dukungannya secara nyata agar pelaksanaan Piala Dunia U-20. Koordinasi harus dilakukan antarkementerian untuk memperjelas status Israel sebagai salah satu peserta. Sebagai tuan rumah, kita tidak mungkin menolak kehadiran mereka. Israel jadi peserta Piala Dunia U-20. Titik, tidak bisa diperdebatkan,” katanya.
Berhak Tampil
Lebih lanjut, Akmal menilai penolakan keikutsertaan Israel di Piala Dunia U-20 ini tidak relevan dengan isu bilateral kedua Negara. Ia menilai Israel layak tampil di Indonesia karena mereka mendapatkan tiket ke Indonesia dengan susah payah.
“Piala Dunia U-20 jangan dicampurkan dengan politik. Kehadiran Israel tidak akan memengaruhi posisi politik Indonesia terhadap negara tersebut. Yang yang datang ke Indonesia atlet, bukan pemerintahan negara.
“Dan tidak lantas karena kita menerima kehadiran mereka lantas posisi politik Indonesia dianggap berubah. Pemerintah harus berani bersikap, karena sekarang pertaruhannya nama baik Indonesia,” ujar Akmal.
Terancam Sanksi Berat
Lebih lanjut, Akmal menilai jika isu ini tidak segera diselesaikan, Indonesia bisa terkena efek domino. Ia menyebut Indonesia tidak akan dipercaya lagi menyelenggarakan turnamen berskala internasional.
“Olimpiade, Piala Dunia, jangan mimpi suatu saat digelar di negara kita. Lupakan. Wong di level Piala Dunia U-20 kita tidak bisa menjamin keikutsertaan satu tim,” papar Akmal.
“Kan lucu, kita minta ke FIFA untuk menggelar pertandingan yang melibatkan Israel ke Singapura. Lha, kitanya ini siapa? Sudah tidak berprestasi, sok ngatur-ngatur. Kita fokus saja jadi tuan rumah yang baik, tunjukkan kalau Indonesia bisa,” kata Akmal.
Duduk Bersama
Lebih lanjut, mantan jurnalis ini punya solusi agar masalah ini tidak berlarut-larut. Ia meminta Pemerintah segera melakukan sosialisasi kepada pihak-pihak yang menentang keikutsertaan Israel di Piala Dunia U-20.
“Banyak yang belum paham duduk persoalan Israel bisa hadir sebagai peserta. Hal itu perlu dijelaskan dengan audiensi ke ormas-ormas Islam yang tergabung ke MUI. Saya yakin para pengamat dengan senang hati mau terlibat, karena ini kepentingan buat menyelamatkan nama baik Indonesia,” sambung Akmal.
“Sedih rasanya melihat kondisi terkini. Kita sudah senang ditunjuk jadi tuan rumah World Cup U-20, kemudian timbul pandemi. Sekarang pandemi berlalu muncul lagi masalah baru. Muka Indonesia mau ditaruh di mana jika sampai status tuan rumah dicabut.” imbuhnya.
Ancaman Nyata
Senada dengan Akmal Marhali, Kesit Budi Handoyo juga mengingatkan kepada semua pihak untuk menahan diri terkait kontroversi Israel ini. Ia menyebut bahwa jika FIFA masih terusik dengan berkembangnya isu ini, maka Indonesia akan menanggung akibatnya.
“Pembatalan drawing oleh FIFA adalah warning keras. Jangan menganggap masalah ini hal yang sepele. FIFA dikenal sebagai organisasi yang tertib berorganisasi, ketika mengeluarkan keputusan pasti sudah dihitung secara cermat baik dan buruknya,” kata pengamat sepak bola senior, Kesit Budi Handoyo.
“Tidak ada perbedaan berkaitan dengan hal ini. Kita sepakat untuk bersatu menyelamatkan Indonesia dari ancaman sanksi karena gagal menggelar Piala Dunia U-20. Event ini harus berjalan di negara kita. Stakeholder sepak bola harus bersatu mengesampingkan perbedaan demi nama baik Indonesia,” timpalnya lagi.